Pada fase dewasa awal individu akan membutuhkan keintiman hubungan dengan orang lain. Kesepian merupakan respon yang berupa perasaan yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kurangnya kualitas dalam melakukan interaksi atau hubungan interpersonal. Bumble hadir sebagai opsi untuk mempermudah interaksi dan menjalin relasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara keterbukaan diri dan tingkat kesepian pada wanita dewasa awal.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Sampel penelitian adalah wanita emerging adulthood menggunakan Bumble dengan minimum durasi 3 bulan yang berjumlah 100 orang yang diambil melalui Teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data adalah skala keterbukaan diri (36 item, α=0.965) dan kesepian (34 item, α=0.969). Validitas isi menggunakan Aiken’s V dengan Koefisien 0,80. Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi product moment yang dibantu dengan software SPSS versi 20.
Hasil penelitian ini adalah koefisien korelasi keterbukaan diri dengan kesepian sebesar 0.773 dengan nilai signifikansi p value sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi p>0.05, maka Ha diterima, artinya terdapat hubungan signifikan antara keterbukaan diri dan kesepian. Adapun arah hubungan korelasi negatif, artinya semakin terbuka pengguna Bumble terhadap diri mereka sendiri kepada orang lain, semakin sedikit kesepian yang dirasakan. Sebaliknya, semakin rendah pengguna Bumble terbuka terhadap diri sendiri, semakin tinggi kesepian yang dirasakan. Hasil dari penelitian ini keterbukaan diri memberikan pengaruh sebesar 59% diperoleh dari nilai (R²) sebesar 0,593 dan sisanya 41% dipengaruhi oleh factor lain diluar penelitian ini.