Hilawatun Niswah Nailir Rohmah (19.12.11.154) Representasi bullying dalam Drama Korea Pyramid Game (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce). Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jurusan Dakwah dan Komunikasi. Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta.2024
Fenomena bullying masih menjadi permasalahan besar yang sampai saat ini tidak akan habis jika dibicarakan. Maraknya kasus tindakan bullying yang terjadi dapat direpresentasikan ke dalam sebuah film maupun drama, seperti drama Korea Pyramid Game. Drama ini merupakan salah satu drama Korea yang secara garis besar merepresentasikan bullying yang terjadi di Korea selatan. Maka peneliti ingin memfokuskan mengenai representasi bullying yang terdapat dalam drama Korea Pyramid Game. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi bullying dalam Drama Korea Pyramid Game. Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana representasi adegan bullying dalam drama Korea Pyramid Game analisis semiotika Charles Sanders Pierce.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitaif dan data yang didapatkan melalui dialog maupun gambar. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Peneliti menggunakan teori representasi Stuart Hall bahwa pendekatan Bahasa terdapat hubungan antara makna dengan gagasan, manusia, objek dan peristiwa dalam realitas nyata. Subjek dalam penelitian adalah potongan scene dalam episode drama Korea Pyramid Game. Sedangkan untuk objek dalam penelitian adalah representasi bullying. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari video drama Korea Pyramid Game dan data sekunder berupa literatur seperti, buku, jurnal, artikel dan catatan yang berkaitan dnegan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dokumentasi dan studi pustaka. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan Teknik triangulasi.
Hasil dari penelitian ini adalah representasi bullying yang terjadi dalam drama Korea Pyramid Game berdasarkan bentuk tanda yang dibuktikan dengan bullying fisik (menendang, menjambak, memukul, membakar tangan dengan korek api, mendorong, menampar), bullying verbal (mempermalukan, mengejek, berkata kasar, mengancam, menghina), bullying psikologis (menatap dengan sinis, pengucilan) dan bullying elektronik (menyebarkan video, menggunjing dalam aplikasi game). Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca dan bisa menjadi pegingat serta mencegah terjadinya bullying dimanapun tempatnya, karena bullying merupakan tindakan yang merugikan dan harus dihentikan.

Kata Kunci : Representasi, bullying, Semiotika, Drama Korea