Image of LARANGAN DURHAKA KEPADA ORANG TUA PADA SURAH AL-ISRA’ AYAT 23-24 DALAM TAFSῙR AL-MUNῙR

ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR

LARANGAN DURHAKA KEPADA ORANG TUA PADA SURAH AL-ISRA’ AYAT 23-24 DALAM TAFSῙR AL-MUNῙR



Irmawati Husnul Utami, NIM: 201111061, Larangan Durhaka Kepada Orang Tua Pada Surah Al-Isra’ Ayat 23-24 Dalam Tafsīr Al-Munīr. Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, 2024.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kasus mengenai anak yang durhaka kepada orang tuanya. Dimana, mereka berani untuk menganiaya orang tuanya sendiri sampai berdarah-darah. Hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman yang semakin modern, hingga anak lupa dengan kewajibannya. Sedangkan, Al-Qur’an telah menjelaskan secara gamblang tentang kewajiban untuk berbakti kepada orang tua. Dan dilarang untuk berbuat buruk bahkan berkata ‘ah’ pun juga tidak diperbolehkan. Karena alasan itulah penelitian ini berfokus pada analisis penafsiran larangan durhaka kepada orang tua dalam tafsir Al-Munīr. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah: 1.) Bagaimana larangan durhaka kepada orang tua dalam tafsir Al-Munīr pada surah al-Isra’ ayat 23-24. 2.) Bagaimana hermeneutika Friedrich Schleiermacher terhadap surah al-Isra’ ayat 23-24 dalam tafsir Al-Munīr.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan penelitian kepustakaan (library research). Sumber data primer yang digunakan adalah Tafsīr Al-Munīr. Sedangkan sumber sekundernya diambil dari berbagai jurnal, artikel, dan kitab-kitab yang berhubungan dengan penelitian ini. Data analisis menggunakan teori hermeneutika Friedrich Schleiermacher. Dalam teori hermeneutika ini disebutkan tentang adanya dua analisis untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an yakni dari aspek psikologis penulis atau pengarang dan aspek kebahasaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran Wahbah Zuhaili dalam kitab tafsir Al-Munīr terkait surah al-Isra’ ayat 23-24 menjelaskan tentang adanya perintah berbakti kepada orang tua sekaligus larangan untuk durhaka kepada keduanya. Yakni dilarang untuk berkata kasar dan membentak, lalu ucapkan perkataan yang mulia, serta mendoakannya. Dalam analisis hermeneutika Friedrich Schleiermacher, dari aspek psikologis atau pengarang teks dapat disimpulkan bahwa Wahbah Zuhaili sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga dan pendidikannya. Sehingga, corak penafsirannya didominasi oleh ayat-ayat hukum atau fiqih. Sedangkan, aspek kebahasaan dapat dilihat ketika ia menafsirkan ayat diatas banyak menggunakan kalimat larangan yang sharih (jelas). Misalnya, kata وَّلَا تَنْهَرْهُمَا (Dan janganlah engkau membentak keduanya). Hal inilah yang menyebabkan tafsir ini mudah untuk dipahami oleh pembaca bahkan relevan dengan masa kini.



Kata Kunci: Larangan Durhaka Kepada Orang Tua, Surah Al-Isra’ Ayat 23-24, Tafsīr Al-Munīr


Ketersediaan

SK202520013.12X1 UTA lPERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH (2X1)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
2X1 UTA l
Penerbit Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Sukoharjo.,
Deskripsi Fisik
62 hal, 30 cm
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
2X1
Tipe Isi
Text
Tipe Media
Text
Tipe Pembawa
Visual
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this