Image of ASPEK MAQĀṢIDI DALAM TAFSIR AL-AZHAR
 (Studi Analisis QS. Asy-Syu’ara [26]: 160-175 Atas Kisah Kaum Nabi Luth)

ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR

ASPEK MAQĀṢIDI DALAM TAFSIR AL-AZHAR (Studi Analisis QS. Asy-Syu’ara [26]: 160-175 Atas Kisah Kaum Nabi Luth)



Aldila Deselma Denurill, NIM: 201111035, Aspek Maqāṣidi Dalam Tafsir Al-Azhar (Studi Analisis QS. Asy-Syu’ara [26]: 160-175 Atas Kisah Kaum Nabi Luth). Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, UIN Raden Mas Said Surakarta, 2024.

Kisah kaum Nabi Luth tidak dapat dipisahkan dengan penyimpangan seksual yang terjadi saat ini. Penelitian ini berfokus pada analisis penafsiran Hamka menggunakan pendekatan tafsir maqāṣidi, sehingga diharapkan menghasilkan nilai-nilai kemaslahatan untuk menolak kerusakan dari perilaku penyimpangan seksual melalui kisah kaum Nabi Luth. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis penafsiran kisah kaum Nabi Luth yang memuat maqāṣidi dalam QS. Asy-Syu’ara [26]: 160-175.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kajian pustaka. Sumber data utama penelitian ini adalah kitab tafsir al-Azhar dalam QS. Asy-Syu’ara [26]: 160-175, dan sumber data pendukung diambil berbagai jurnal, buku, artikel yang berhubungan dengan penelitian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tafsir maqāṣidi Abdul Mustaqim dengan teknik analisis deskriptif-analitis.

Hasil dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa Hamka menghadirkan beberapa aspek maqāṣidi dalam menafsirkan ayat kisah kaum Nabi Luth. Dalam hal ini menggunakan tiga tingkatan, yakni ḍharūriyāt, hājiyyāt, dan taḥsiniyyat. Pertama, Ḥifẓ al-Ḍin dengan bertakwa, pemenuhan fasilitas umum yang memberikan rasa ketenangan dan adab mendengar. Kedua, Ḥifẓ al-Nafs dengan menjaga pandangan dan kemaluan, berpuasa dan menutup aurat. Ketiga, Ḥifẓ al-‘Aql dengan menghindari perilaku melampaui batas, pendidikan seks, dan menghindari hal-hal negatif. Keempat, Ḥifẓ al-Nasl dengan melakukan pernikahan, penetapan hukuman bagi pelaku hubungan seksual sesama jenis, dan mempertimbangkan memilih calon pasangan. Kelima, Ḥifẓ al-Mal yakni mencari nafkah dengan cara yang halal, akad kerja dan etika bekerja. Keenam, Ḥifẓ al-Daulah dengan taat kepada pemimpin, meningkatkan keamanan dan tidak menyebar informasi yang menimbulkan permusuhan. Ketujuh, Ḥifẓ al-Bi’ah dengan menghindari sikap melampaui batas, edukasi lingkungan dan melestarikan hewan dan tumbuhan. Adapun nilai fundamental al-Qur’an yang penulis temukan yakni Pertama, al-‘Adālah mengenai adilnya hukum Allah bagi pelaku dan pendukung hubungan sesama jenis. Kedua, al-Insāniyyah mengenai memuliakan dan menghormati tamu. Ketiga, al-Musāwah mengenai ikhlas dan sabar dalam beribadah, Keempat, al-Wasthiyyah mengenai mengingatkan pemahaman agama dengan cara yang baik dan tegas. Kelima, al-Ḥuriyyah wa al-Masūliyyah mengenai kebebasan berkeyakinan maupun berperilaku dan disertai tanggung jawab atas keputusan tersebut.

Kata Kunci: Tafsir Maqāṣidi, Kisah Kaum Nabi Luth, QS, Asy-Syu’ara [26]: 160-175, Tafsir al-Azhar, Hamka.


Ketersediaan

SK202520008.12x1 DEN aPERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH (2x1)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
2X1 DEN a
Penerbit Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Sukoharjo.,
Deskripsi Fisik
122 hal, 30 cm
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
2X1
Tipe Isi
Text
Tipe Media
Text
Tipe Pembawa
Visual
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this