Self-harm merupakan cara individu melampiaskan emosi negatifnya dengan cara menyakiti diri sendiri yang dilakukan dengan sengaja. Kebanyakan mahasiswa melakukan self-harm dengan cara menyayat tangan atau jari menggunakan benda tajam, membenturkan kepala ke tembok, mengkonsumsi alkohol, meminum obat- obatan yang tidak sesuia dengan dosis, dan merokok. Maka diperlukannya dukungan dari teman sebaya karena dengan kehadiran dukungan dari teman sebaya dapat menjadi upaya untuk menghasilkan hal yang positif dan dukungan teman sebaya yang muncul juga memiliki arti yang mendalam bagi mahasiswa yang melakukan self-harm. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan makna dukungan teman sebaya bagi mahasiswa pelaku self-harm.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dengan Teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan wawancara semi terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Subjek utama dalam penelitian ini adalah tiga mahasiswa pelaku self- harm, dan tiga subjek pendukung yang berperan sebagai teman sebaya mahasiswa pelaku self-harm. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan Kesimpulan. Triangulasi yang digunakan adalah sumber dan Teknik untuk menguji keabsahan data.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan teman sebaya memiliki peran penting dalam proses pemulihan dan penanganan emosi pada mahasiswa yang melakukan self-harm. Peran teman sebaya yang menjadi tempat yang tepat untuk bercerita, mengurangi rasa kesepian, meningkatkan rasa harga diri, dan mendorong perilaku yang positif yang sangat membantu mahasiswa. Bentuk dukungan teman sebaya yang diterima mahasiswa berupa dukungan emosional, instrumental, informatif, dan penghargaan. Melalui dukungan ini, mahasiswa yang melakukan self-harm merasa bahwa mereka tidak lagi sendirian dan memiliki teman yang dapat diandalkan.