Rasionalitas terapi yang diwujudkan dengan penggunaan obat rasional menjadi tujuan dasar kebijakan obat nasional, untuk menuju Indonesia Sehat. Siklus penggunaan obat rasional dimulai dari mendai situasi penggunaan obat dengan menggunakan indikator penggunaan obat, diagnosis penyebab penggunaan obat, melakukan perbaikan (treatment) dan terakhir melakukan follow up untuk melihat keberhastlan atau ketidakberhasilan treatment yang diberikan.

Penggunaan obat secara rasional akan berdampak pada efektifitas dan efisiensi biaya pengobatan, mencegah terjadinya resistensi antibiotika, menurunkan angka morbiditas dan mortalitas, mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan, khususnya apoteker.

Untuk identifikasi situasi penggunaan obat di suatu unit fasilitas kesesehatan diperlukan indikator penggunaan obat yang mellputi indikator peresepan, indikator pelayanan pasien, indikator fasilitas serta indikator komplementer. Penggunaan obat rasional dipengaruhi oleh faktor pasien atau masyarakat, faktor prescriber, faktor dispenser, faktor sistem pelayanan kesehatan, serta faktor lingkungan kerja. Masing-masing faktor berkontribusi terhadap penggunaan obat rasional, sehingga sinergi dan peran kelima faktor tersebut sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesra Sehat.