Detail Cantuman
Advanced SearchAQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
Sakralitas Dan Profan Kidung Rumekso Ing Wengi: Ditinjau Dari Teori Mircea Eliade
Berlian Iswari Cempaka, Dalam sejarah, ketika peradaban mulai terbentuk disaat itulah agama menjadi produk kebudayaan hal ini menyebabkan munculnya klasifikasi agama: agama tradisonal & konvensional. Ketika islam masuk ke Jawa dan salah satu pembawa dan penyebarnya adalah para wali sanga, mereka mentrasnformasi seni budaya lokal untuk dijadikan sebagai bahan dakwah dalam menyebarkan Islam. salah satunya yang ditransformasikan adalah Kidung Rumekso Ing Wengi yang dijadikan sebagai mantra dan sebagai doa. bagi homoreligious mempercayai ada realitas absolute, sakral, dan transendental akan tetapi bagi manusia modern lebih percaya tentang desakralisasi agar bisa membangun dirinya secara utuh. Kesulitan dalam menghadapi berbagai manifestasi dari yang sakral saat mewujud dalam kidung atau mantra tak dapat diterima oleh kalangan modern. sebaliknya melahirkan “mengapa mantra memiliki kekuatan?”.
Penelitian ini memiliki Tujuan Penelitian sebagai berikut: 1.) mendeskripsikan konsep Sakral dan Profan Kidung rumekso ing wengi dalam pemikiran atau teori Mircea Eliade 2.) mengetahui aktualisasi konsep sakral dan profan kidung rumekso ing wengi pada era ekarangPenelitian ini adalah penelitian buku library research dengan pendekatan kualitataif, dengan instrument pengumpulan data dan informasi yang berasal dari buku-buku, jurnal, majalah dan sumber data lainnya yang menunjang penelitian ini. Penelitian data tertulis ini terfokus pada pemikiran Mircea Eliade tentang kesakralan kidung. Maka data yang dikumpulkan kemudian dibagi menjadi data primer dan data sekunder.
Penelitian ini mendapatkan hasil yang pertama Kidung Rumekso Ing Wengi mengandung dua konsep tanda yaitu profan dan sakral. Konsep profan dikaitkan dengan unsur-unsur yang berubah-ubah dan kacau, seperti bantuan utang dan piutang yang terdapat dalam salah satu bait kidung tersebut. Kemudian konsep sakral dicontohkan dengan sifat doa yang kekal dan memohon berkah serta perlindungan Tuhan. Hasil yangkedua Kidung ciptaan Sunan Kalijaga ini mempunyai nilai keagamaan yang tinggi dan digunakan sebagai media berdoa kepada Allah SWT dan memohon perlindungan. Meskipun ada perubahan era ini mantra-mantra atau doa-doa yang ditransformasikan kedalam bahasa Jawa masih digunakan sampai sekarang. Doa atau kidung Jawa khususnya Kidung Rumekso Ing Wengi tetap emmegang kesakralan dan diguankan dalam berbagai upacara dan acara, menunjukkan signifikasinya yang abadi dalam budaya Jawa.
Ketersediaan
| SK20241034.1 | 2X3 BER s | PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH | Tersedia |
Informasi Detil
| Judul Seri |
-
|
|---|---|
| No. Panggil |
2X3 BER s
|
| Penerbit | Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Surakarta., 2024 |
| Deskripsi Fisik |
100 hlm, 29 cm
|
| Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
| ISBN/ISSN |
-
|
| Klasifikasi |
2X3
|
| Tipe Isi |
Text
|
| Tipe Media |
Text
|
|---|---|
| Tipe Pembawa |
Visual
|
| Edisi |
-
|
| Subyek |
-
|
| Info Detil Spesifik |
-
|
| Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain






