Image of Makna Simbolik Tradisi Tingkeban di Desa Srimulyo Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

Makna Simbolik Tradisi Tingkeban di Desa Srimulyo Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen



Ayu Ardiansyah, 201121007, Makna Simbolik Tradisi Tingkeban di Desa Srimulyo Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen, Jurusan Ushuluddin dan Dakwah dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Universtas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, 2024.

Tradisi Tingkeban yang berada di Desa Srimulyo, Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen adalah tradisi atau ritual untuk selametan seseorang yang sedang mengandung anak pertama. Lewat tradsi ini khususnya keluarga, tetangga ,teman kerabat dan ustadz ataupun modin ikut dalam pelaksanaan tersebut. Tradisi ini diselenggarakan dengan tanggal dan waktu yang sudah ditentukan oleh dukun tingkeban. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apa makna Simbolik dalam Tradisi Tingkeban di di Desa Srimulyo Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen? (2) Bagaimana Peran Tingkeban dalam Memperkuat Identitas Budaya Masyarakat Jawa?
Penelitian ini bersifat lapangan dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai Tradisi Tingkeban di Desa Srimulyo. Untuk metode analisis data menggunakan metode deskriptif, metode verstehen (memahami) dan metode interpretasi.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Simbol yang berupa peralatan yang dipakai dalam prosesi tradisi tingkeban yaitu yang pertama janur yang dipakai oleh perempuan yang sedag hamil dalam prosesi potong janur, cengkir kelapa yang sudah digambari tokoh wayang digunakan dalam prosesi brojolan , bunga untuk prosesi siraman, siwur dari bathok kelapa untuk prosesi siraman, jarik berjumlah tujuh motif untuk prosesi ganti jarik, keris untuk memotong janur, beras kuning dan payung untuk menjemput perempuan yang sedang hamil, dan beberapa alat tani yaitu cangkul, arit ,dan pecut. Dan alat rumah tangga yang berupa sapu. (2) Peran tingkeban dalam memperkuat identitas budaya masyarakat Jawa, pertama tingkeban membangun solidaritas sosial masyarakat ,yaitu warga desa memiliki solidaritas yang tinggi terhadap sesama untuk mensukseskan rangkaian dalam tradisi tingkeban di Desa Srimulyo. yang kedua tingkeban menjaga dan melestarkan nilai nilai kearifan lokal, yaitu ada tiga nilai yag terkandung dalam tradisi tingkeban. Nilai religius, nilai estetika, dan nilai sosial. Yang ketiga tingkeban memberikan pemahaman tentang lokal wisdom. Yaitu adat tercipta karena ada nya kebiasaan dari sekumpula manusia, yang terjadi secara alamiah, karena kebiasaan tersebut adalah tindakan sosial yang dilakukan secara berulang ulang dan tidak ada paksaan di dalamnya.


Ketersediaan

SK20241023.12X3 AYU mPERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAHTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
2X3 AYU m
Penerbit Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Surakarta.,
Deskripsi Fisik
100 hlm, 29 cm
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
2X3
Tipe Isi
Text
Tipe Media
Text
Tipe Pembawa
Visual
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this