Kunti Naela Hamidah. NIM: 171111053. Penafsiran T{a>lu>t dan Ja>lu>t Menurut Pandangan Kyai S{a>lih} Darat dalam Kitab Tafsir Faid} al-Rah}ma>n. Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta. 2023.
Kisah T{a>lu>t dan Ja>lu>t di dalam al-Qur’an merupakan salah satu kisah dalam model cerita dan perumpamaan (al-qas}as} al-tarikhiyyah wa al-masa>liyah). Kisah T{a>lu>t dan Ja>lu>t ini ditafsirkan oleh para mufasir dengan berbagai macam penafsiran. Salah satunya Kyai S{a>lih} Darat, di dalam kitab tafsir Faid} al-Rah}ma>n yang terkenal sebagai tafsir sufi memiliki keunikan dalam menafsirkan kisah tersebut. Peperangan yang terjadi antara T{a>lu>t, Ja>lu>t dan Nabi Da>wu>d bukan sekedar perang dalam fisik, akan tetapi dimaknai sebagai perang dalam ilmu tasawuf. Masalah dalam penelitian ini akan berfokus kepada penafsiran Kyai S{a>lih} Darat mengenai Kisah T{a>lu>t dan Ja>lu>t dan bagaimana implementasinya di kehidupan masa kini.
Teknik penggalian data pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan kepustakaan (library research) yaitu dengan mengumpulkan data-data melalui bacaan dan beberapa literatur yang ada kaitannya dengan pembahasan. Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kritis, yaitu menekankan pada kekuatan analisis sumber-sumber dan data-data yang ada dengan mengandalkan teori-teori dan konsep-konsep yang ada untuk diinterpretasikan berdasarkan tulisan-tulisan yang membahas kepada pembahasan. Sumber primer dalam penulisan skripsi ini adalah tafsi>r Faid} al-Rah}ma>n karya Kyai S{a>lih} Darat dan literatur lainnya yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun pendekatanyya menggunakan teori hermeneutika Nasr Hamid Abu Zayd untuk menemukan dalalah dan maghza dari penafsiran Kyai S{a>lih} Darat dalam kisah T{a>lu>t dan Ja>lu>t.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Kyai S{a>lih} Darat menjelaskan kisah T{a>lu>t dan Ja>lu>t mulai dari pemilihan T{a>lu>t menjadi Raja, kemudian perjalanan menuju medan perang, hingga proses peperangan antara Da>wu>d dan Ja>lu>t. Penafsirannya ini sama dengan penafsiran dalam kitab tafsir al-Kha>zin, karena kitab tersebut merupakan salah satu sumber rujukan penulisan tafsir Kyai S{a>lih} Darat. Kemudian Kyai S{a>lih} juga menafsirkan secara isya>ri> dengan menafsirkan T{a>lu>t ibarat ruh, tabut ibarat ketenangan, Ja>lu>t ibarat nafsu amarah, Da>wu>d ibarat hati ruh dan sungai ibarat dunia. Manusia dikatakan sampai kepada Tuhannya (wus}u>l) ketika di dalam hatinya telah mendapatkan ketenangan yang meyakinkan dirinya untuk tidak bergantung kepada dunia. Jika hati manusia mampu membunuh nafsu di dalam dirinya, maka ia akan mendapatkan Tuhannya. Kisah T{a>lu>t dan Ja>lu>t ini ibarat karakter manusia. Manusia akan menjadi seperti T{a>lu>t jika dia bisa melawan nafsunya, sebaliknya dia akan menjadi Ja>lu>t ketika dia terbuai oleh nafsunya.

Kata Kunci: Tafsir Faid} al-Rah}ma>n, Kyai S{a>lih} Darat, T{a>lu>t, Ja>lu>t