Mukhamad Sarifudin, 191121021, Tinjauan Ajaran Kramadangsa Ki Ageng Suryomentaram Terhadap Budaya Konsumerisme Dalam Buku Dunia Yang Dilipat Karya Yasraf Amir Piliang, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Jurusan Ushuluddin dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, 2023.
Dalam masyarakat konsumer gaya hidup manusia lebih ditentukan oleh sikap konsumtif mereka, dimana objek dari konsumsi dapat dijadikan sebuah acuan untuk mengidentifikasi kelas sosial manusia. Dari hal-hal tersebut (mengkonsumsi barang berdasarkan simbol tertentu) merupakan bentuk dorongan dari catatan-catatan individu yang di-iya-kan oleh Kramadangsa. Catatan-catatan tentang konsumsi ini mungkin tidak tergolong dalam sebelas kelompok catatan yang dibawakan oleh Suryomentaram, karena catatan dalam hal konsumsi bersifat lebih rumit dan kompleks. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana budaya konsumerisme dalam buku “Dunia Yang Dilipat” karya Yasraf Amir Piliang? (2) Bagaimana tinjauan ajaran Kramadangsa Ki Ageng Suryomentaram terhadap budaya konsumerisme dalam buku “Dunia Yang Dilipat” karya Yasraf Amir Piliang?. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan budaya konsumerisme dalam buku “Dunia Yang Dilipat” yang ditinjau dengan perspektif ajaran Kramadangsa Ki Ageng Suryomentaram (2) Mengetahui dan memahami ajaran Kramadangsa Ki Ageng Suryomentaram sebagai sikap untuk membatasi budaya konsumerisme dalam buku “Dunia Yang Dilipat”.
Jenis Penelitian ini adalah (library research) atau kepustakaan sumber primer penelitian ini adalah buku karya Grangsang Suryomentaram putra dari Ki Ageng Suryomentaram yang berjudul Kawruh Jiwa yang didalamnya terdapat wejangan-wejangan Ki Ageng Suryomentaram sehingga dapat digali pemikirannya. Data sekunder penelitian ini diambil dari berbagai buku dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan interpretasi.
Hasil penelitian ini adalah (1) Budaya konsumsi menjadi suatu catatan baru dalam diri manusia, hal ini sangat berbeda dari catatan yang dirumuskan oleh Suryomentaram, melalui Kramadangsa catatan tersebut dapat mengarahkan seseorang untuk bertindak dan menetapkan tujuan hidup mereka hanya untuk konsumsi segala hal sehingga manusia akan terpaku dalam satu lingkaran konsumsi. (2) Konsep Pangawikan pribadi dapat diterapkan dalam masyarakat konsumsi sebagai alat penyadaran terhadap perilaku konsumsi yang berlebihan. Melalui pengawikan pribadi manusia dapat mencapai dimensi manungsa tanpa tenger dimana manusia dapat merenungkan kemampuan mereka untuk membedakan antara kebutuhan yang sebenarnya dan keinginan yang mungkin berlebihan.
Kata Kunci: Budaya Konsumerisme, Kramadangsa, Simbol, Kelas Sosial.